KONSEP DASAR SIPBM

Esensi dari program SIPBM adalah pelibatan masyarakat lokal dalam proses penyusunan rencana, pelaksanaan, tindak lanjut dan pemanfaatan hasil pendataan. Selain itu, SIPBM disebut sebagai program pendataan berbasis aksi. Data yang dikumpulkan bersumber dari masyarakat yang dilakukan dengan metode sensus oleh masyarakat lokal atas satuan wilayah administratuf tertentu dan unit analisisnya adalah keluarga. Hasil pendataan tersebut nantinya akan digunakan oleh guna dalam penyusunan RPJMDes bersama masyarakat di Desanya.

Pada tahun 2002, pengembangan awal SIPBM berfokus pada issu pendidikan. Data mikro SIPBM didesain untuk memperoleh informasi meliputi, berapa banyak anak usia dini ( 0-6 tahun ) ? Berapa anak usia wajib belajar Pendidikan Dasar ( 7-15 tahun ) ? yang tidak bersekolah ? Berapa anak usia pendidikan Menegah ( 16-18 tahun ) yang tidak sekolah, Dimana anak tidak bersekolah ? dan mengapa anak tidak bersekolah ? Saat itu huruf “P” pada kata SIPBM berarti Pendidikan.

Namun dalam perjalanannya, pada tahun 2013 SIPBM mengalami pengembangan. Huruf “P” pada kata SIPBM berarti Pembangunan. Karenanya, selain data pendidikan, SIPBM memuat pula informasi terkait issu kesehatan, sanitasi, perumahan, perlindungan anak, situasi sosial ekonomi keluarga dan sebagainya. Dengan kata lain, SIPBM bukan lagi hanya didesain untuk sektor pendidikan, lebih dari itu untuk dapat menjawab kebutuhan data mikro untuk intervensi program terkait dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Bahkan, yang paling mutakhir, SIPBM diitegrasikan kedalam sistem perencanaan desa, sebagai respon strategis atas lahirnya UU No.6 tahun 2014 Tentang Desa. Dengan cara ini, data SIPBM diharapkan mampu menjadi salah satu sumber utama dalam proses penyusunan sistem perencanaan desa.